Infparlemensukabumi.com||DPRD Kabupaten Sukabumi prihatin dengan informasi tewasnya seorang siswa di salah satu SD di Kecamatan Sukaraja diduga dianiaya kakak kelasnya.
Lembaga legislatif itu pun segera mengagendakan pemanggilan Dinas Pendidikan untuk mencari tahu penyebab bisa terjadinya insiden tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban diketahui meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit. Korban diduga mengalami luka diduga akibat dianiaya empat orang kakak kelasnya.
“Kami prihatin mendengar informasi kasus ini. Kami ucapkan bela sungkawa bagi korban dan keluarga yang ditinggakan. Segera kami agendakan memanggil Dinas Pendidikan untuk meminta penjelasan atas kasus ini,” kata Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara kepada wartawan, kemarin (25/5).
Legislator Fraksi Partai Gerindra ini mengaku sudah menyambangi rumah duka. Ia bertakziah kepada rumah duka.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kasus ini sehingga bisa diselesaikan,” tegasnya.
Yudha berharap, semoga kejadian ini tidak terjadi lagi kepada anak-anak yang lainnnya. Yudha berharap peran semua pihak bisa ikut mengawasi anak didik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
“Tidak ada lagi bully-bully seperti itu. Guru juga harus berperan dan bertanggung jawab mengawasi anak didik mereka selama berada di lingkungan sekolah. Makanya, saya akan panggil kepada dinas maupun kepala sekolah untuk melakukan evaluasi. Bukan untuk penghakiman, tapi mengajak untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya.
Yudha pun mendoakan semoga almarhum diterima amal kebaikan dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Kepada keluarga yang ditinggakan, semoga selalu diberikan ketabahan dan kekuatan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas 3 di salah satu SD di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi meninggal dunia setelah dikeroyok kakak kelasnya. Korban mengalami luka cukup parah yakni pecah pembuluh darah serta bagian tulang dada dan punggungnya retak.
Kabarnya, korban dikeroyok kakak kelasnya di sekolah pada Senin (15/5) lalu. Pihak keluarga menyarankan korban tak sekolah sebelum rasa sakitnya hilang.
Namun, korban memaksakan diri untuk tetap pergi sekolah. Nahas, pada Selasa (16/5), korban diduga mengalami kembali kekerasan.
Keesokan harinya korban mengalami kejang-kejang. Ia dibawa keluarganya ke rumah sakit. Kemudian korban dirujuk ke rumah sakit lain. Sempat kritis selama tiga hari, korban akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (20/5) sekitar pukul 08.00 WIB.