Infoparlemensukabumi.com|| Rabu, 8 Mei, rapat kerja antara DPRD Kabupaten Sukabumi dan BPJS Kesehatan diadakan di RSUD Sekarwangi.
Informasi yang dikumpulkan menunjukkan bahwa Andri Hidayana, anggota Komisi I DPRD Kabupaten Sukabumi, menentang pencabutan status Universal Health Coverage (UHC) Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan.
Pelemparan botol air mineral oleh Andri Hidayana ke depan Dwi Surini, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi, menandai acara tersebut.
Diduga karena jengkel dengan penjelasan Dwi bahwa dia tidak akan membatalkan pencabutan status UHC Non-Cut Off JKN-KIS segmen PBPU/BP (Pekerja Bukan Penerima Upah/Bukan Pekerja) sebelum Pemerintah Kabupaten Sukabumi menyelesaikan alasan pencabutan status tersebut, Andri melempar botol minum mineral ke arah Dwi Surimi.
Privilege (hak istimewa) program UHC Kabupaten Sukabumi dicabut pada 1 Mei 2024 karena persentase keaktifan peserta hanya 71,81% pada April 2024 (dari jumlah penduduk semester I 2022), sementara standar UHC Non-Cut Off adalah 75%.
Dalam hal pelamparan botol dalam pertemuan kemarin, Andri membenarkan, tetapi dia meluruskan seluruh peristiwa. “Iya betul, tapi saya luruskan informasinya.”
Saya hanya melemparkan botol air mineral ke Dwi Surini, bukan langsung ke orangnya. Saya masih dapat mengendalikannya. Pada hari Kamis, 9 Mei, Andri mengatakan kepada wartawan bahwa posisi meja rapatnya berhadapan.
Ia menyatakan bahwa ia kesal dengan pernyataan Dwi Surini bahwa, sejak awal pertemuan, ia gagal membatalkan pencabutan status UHC Non-Cut Off JKN-KIS segmen PBPU/BP untuk Kabupaten Sukabumi.
“Kita mulai rapat kerja dari jam sepuluh pagi sampai sore. Saya sendiri setelah melempar botol ke depan yang bersangkutan, memilih meninggalkan ruang rapat yang masih berlangsung,” kata Andri.
Mencari solusi untuk pencabutan status UHC Non-Cut Off JKN-KIS segmen PBPU/BP adalah tujuan sebenarnya dari rapat kerja yang digagas oleh Komisi IV DPRD. Andri menyatakan bahwa jumlah peserta JKN-KIS yang dinonaktifkan saat ini mencapai sekitar 400 ribu, dan pencabutan ini menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar bagi masyarakat.