Infoparlemensukabumi.com||Persoalan tawuran pelajar di Sukabumi bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. Penanganan secara parsial diperlukan untuk mengubah perilaku kekerasan yang dipicu oleh berbagai faktor.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar berharap budaya buruk para pelajar tersebut bisa dihilangkan secara menyeluruh alias tidak sekedar seremoni saja ketika muncul kasus tawuran yang mengorbankan nyawa pelajar. “Memang tawuran ini bukan hal yang baru sekarang saja terjadi, dari zaman kita sekolah dulu juga sudah ada,” kata Hera saat dimintai tanggapannya soal tawuran pelajar di Sukabumi, Rabu (22/9/2021).
“Menurut saya, permasalahannya kompleks apalagi dengan arus informasi dari sosial media seperti YouTube, Tiktok dan lain lain sangat berpengaruh. Seperti kemarin di Tiktok, pelajar yang mencoba menghentikan truk (kejadian di Cianjur) sampai meninggal kan karena pengaruh seperti itu,” tutur Hera menambahkan.
Hera menjelaskan penyelesaian secara komprehensif harus terus dilakukan dan bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan saja. Tetapi, dia menegaskan, pihak lain harus turut berperan langsung membangun kualitas pelajar di Sukabumi.
“Bukan hanya Dinas Pendidikan, saja tetapi masuk dengan kepolisiannya, dengan keagamaannya, pemberdayaan perlindungan anaknya, dan ini harus menjadi concern kita semua,” ujar Hera.
Dia mengaku kaget dengan fakta yang terungkap soal tawuran pelajar terjadi sejak Januari hingga September 2021 menewaskan dua orang dan jumlah tersangka berstatus pelajar sebanyak belasan orang.
“Seharusnya, Kabupaten Sukabumi sudah menjadi perhatian, karena ini mengancam generasi muda kita nanti. Jadi, kalau menurut saya, ini harus menjadi salah satu tujuan pembangunan manusia di Sukabumi, bukan hanya parsial untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau seperti itu menurut saya permasalahan seperti ini tidak akan selesai,” ucapnya.
“Di Kabupaten Sukabumi memang konsentrasi terhadap hal-hal demikian, contoh misalnya peningkatan budaya, peningkatan olahraga. Ada satu dinas yang seharusnya menyelenggarakan, misalnya pertandingan voli atau sepak bola, badminton antarpelajar, nah ini ada tidak. Kita ini terlalu terbuai atau fokus kepada pembangunan fisik, tapi mereka lupa bagaimana membangun generasi muda,” ucap Hera menegaskan.